Gerakan dalam zikir adalah sesuatu yang baik. Sebab, hal itu akan menggiatkan tubuh dalam beribadah. Dan secara syariat, gerakan dalam zikir adalah boleh. Sandaran dalilnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad ibn Hanbal dalam Musnadnya dan yang diriwayatkan oleh al-Maqdisi dari Anas ibn Malik, dia berkata:

"Adalah orang Habsyah menari di hadapan Rasulullah sollallahu 'alaihi wasallam dan mereka berkata dengan percakapan mereka: 'Muhammad, hamba yang soleh.' Lalu Baginda sollallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apa yang kamu katakan?' Maka dikatakan: 'Muhammad anak lelaki kepada orang yang soleh'."
[Riwayat Ahmad dan Ibn Hibbab. Sanadnya sahih]
Ketika itu Nabi tidak mencela apa yang mereka perbuat dan membolehkannya. Sebagaimana telah diketahui, hukum-hukum syariat adalah didasarkan pada perkataan, perbuatan dan ketetapan Nabi. Oleh sebab itu, ketika Nabi membolehkan dan tidak melarang tindakan orang-orang Habasyah tersebut, maka jelaslah bahwa hal itu boleh.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda (wujudnya Allah dan kesempurnaan sifat-sifatNya) bagi orang-orang ulul-albab, iaitu orang-orang yang berzikrillah dalam keadaan berdiri dan duduk dan berbaring dan mereka memikirkan Allah di dalam penciptaan langit dan bumi (lantas berkata): ”Ya tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha suci Engkau, maka peliharalah kami dari seksa neraka."
[QS Ali 'Imran: 190-191]

Kelebihan Majlis Zikir (berzikir beramai-ramai):

Rasulullah sollallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak ada suatu kaum yang berkumpul dan berhimpun semata-mata untuk berzikir kepada Allah SWT melainkan para malaikat melingkungi mereka dengan sayap-sayapnya, rahmat AllahSWT akan menyelubungi mereka dan ketenangan akan turun kepada mereka dan Allah SWT dengan bangganya menyebut-nyebut dan memuji-muji kebaikan dan ibadah yang mereka lakukan di hadapan para nabi dan para malaikat-Nya."
[Riwayat al-Tirmidzi dalam al-Sunan no.3378]

Orang yang lalai daripada mengingati Allah itulah yang sebenarnya sesat:

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."
[QS Al A'raaf: 179]